
Teknik Parafrase
Plagiarisme adalah ketika seseorang/lembaga/organisasi mencuri ide atau gagasan seseorang. Dan mengkreditkannya sebagai miliknya sendiri tanpa menyebut nama pencipta aslinya atau tidak memperoleh izin dari pemilik ide atau gagasan tersebut. Plagiarisme dilarang keras dan merupakan pelanggaran etika ilmiah. Karya dengan konten serupa yang tidak dapat diterima oleh karya lain disebut plagiarisme. Plagiarisme dapat kita hindari dengan melakukan teknik parafrase.
Apakah Parafrase itu?
Pembatasan plagiarisme menekankan pada kalimat “tidak menyebutkan identitas sumber” sehingga kata kunci menghindari plagiarisme adalah penulis memberikan pernyataan kepada penulis. Jika kita benar-benar menggunakan ide, pendapat, gagasan, data dan fakta yang telah diungkapkan oleh penulis sebelumnya. Parafrase sambil mengutip sumbernya. Parafrase adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-katanya sendiri, tanpa mengubah maksud atau makna ide/gagasan tersebut dengan menegaskan sumbernya.

Ada 10 jenis plagiarisme menurut Turnitin.com (2016) yaitu Clone, Ctrl+C, Find-Replace, Remix, Recycle, Hybrid, Mashup, 404 Error, Aggregator, Re-tweet.
Clone adalah menulis sama secara identik tulisan orang lain kata per kata. Ctrl+C merupakan menulis suatu bagian kalimat dari suatu sumber tanpa diubah dengan signifikan. Find-Replace yaitu mengganti kata dan frasa kunci dari sumber lain dengan tetap mempertahankan makna utama. Remix ialah menggabungkan dari berbagai sumber tulisan menjadi satu tanpa menyertakan sumber. Recycle dimana menggunakan tulisan orang lain terdahulu tanpa menyertakan sumber. Hybrid adalah menggabungkan tulisan orang lain dengan menyisipkan tulisan lainnya tetapi hanya mencantumkan satu sumber tanpa melakukan pengutipan dengan benar. Mashup merupakan mencampur berbagai materi tulisan dari berbagai sumber. 404 Error yaitu menggunakan tulisan orang lain tetapi mencantumkan sumber yang tidak sesuai. Aggregator ialah melakukan pengutipan dengan benar tetapi menulis sumber dengan tidak sesuai atau mengada-ada. Re-tweet dimana melakukan mengutipan sesuai prodesur tetapi kata yang digunakan terlalu sama dengan sumber terdahulu.
Apa Saja Teknik Dalam Parafrase?
Parafrase adalah bentuk penyajian kembali dari sebuah karya dengan bahasa lain tanpa menghilangkan makna sesungguhnya. Cara mengapresiasikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata berbeda agar membuatnya lebih mudah dimengerti. Parafrase memiliki lima teknik, yaitu sebagai berikut:
1. Menyertakan sitasi
Ketika kita mengutip karya orang lain, sitasi
adalah suatu kewajiban.
2. Mencatat sumber daftar pustaka sejak awal penulisan
Kemudian, menata daftar pustaka dari awal penulisan juga merupakan suatu keharusan. Masih banyak sekali di antara kita yang menata daftar pustaka setelah selesai menulis. Kesalahan dapat kita minimalisir dengan menata daftar pustaka sejak awal.
3. Melakukan parafrase
Selanjutnya, melakukan parafrase dapat menghindari kita dari
plagiarisme. Kutipan langsung lebih berpotensi termasuk ke dalam plagiarisme. Oleh
karena itu, kita memerlukan parafrase.
4. Melakukan interpretasi
Terakhir, melakukan interpretasi untuk memperkuat gagasan yang disampaikan. Tetapi, jangan sampai interpretasi ini terlalu berlebihan dan mengubah makna sesungguhnya.
5. Menggunakan software antiplagiarisme
Selain itu harus menggunakan software antiplagiarisme agar terhindar dari plagiarisme
https://jakarta.telkomuniversity.ac.id
https://bit-jkt.telkomuniversity.ac.id
Credit to: Ricka Maulida, Nahda Khoirunnisa, & Citra Dewi Fortuna Djuandi